Pelecehan pelajar berkedok sekolah gratis seret nama Julianto Eka: Aku dijebak Tuhan
Julianto Eka diduga terlibat dalam kasus tersebut.
Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) pada Sabtu 29 Mei 2021 melaporkan temuan adanya dugaan kejahatan luar biasa kepada Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur.
Kekerasan itu, diduga dilakukan oleh pemilik salah satu sekolah di wilayah Kota Batu, berinisial JE.
Dilansir dari JPNN, pelaporan kasus sudah masuk ke pihak penyidik. Subdit IV Renakta Ditreskrimum Polda Jatim mulai melakukan pendalaman terhadap laporan dari Komnas Perlindungan Anak (PA) itu.
“Benar laporan sudah diterima, kami lakukan penyelidikan,” ujar Kepala Subdit IV Renakta Ditreskrimum Polda Jatim AKBP Ali Mahfud (31/5/2021).
Lebih jelas, korban juga akan divisum untuk melengkapi bukti-bukti laporan. Selain itu, terduga pelaku JE akan dipanggil untuk dimintai keterangan.
“Ada (visum, red) tetapi menunggu kesiapan korban. Sekaligus BAP,” tambahnya.
Saat ini, Polda Jatim telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di sekolah Selamat Pagi Indonesia (SPI) di Kota Batu.
“Pada 1 Juni itu kami sudah melakukan gelar perkara awal dugaan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur di Sekolah SPI di Batu,” kata Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Gatot Repli Handoko, dilansir dari Medcom (2/6/2021).
Hasil olah TKP yang telah dilakukan, sedang didalami oleh penyidik Ditreskrimum Polda Jatim. Di dalam gelar perkara awal, polisi juga sudah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah pihak, utamanya terhadap saksi dan pelapor.
Pelaporan Komnas PA
Sebelumnya, pemilik sekolah tersebut dituding melakukan kekerasan seksual, fisik, verbal, serta eksploitasi ekonomi terhadap belasan hingga puluhan siswa.
Ketua Umum Komnas PA Arist Merdeka Sirait, mendapatkan laporan pada pekan lalu, dari salah seorang korban. Setelah itu, Komnas PA melakukan tindak lanjut dengan mengumpulkan keterangan lain dari siswa, dan alumni yang tersebar di Indonesia.
Berdasarkan catatan Komnas PA, setidaknya sudah ada 15 orang siswa yang mengaku menjadi korban kekerasan tersebut. Pada saat melapor ke Polda Jawa Timur, Komnas PA mendampingi tiga orang siswa yang merupakan korban kekerasan tersebut.
Akan tetapi, Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) SPI Kota Batu Risna Amalia Ulfa mengatakan, pihaknya merasa kaget dengan pemberitaan terkait adanya praktik kekerasan seksual, kekerasan fisik dan verbal, serta eksploitasi ekonomi terhadap para siswanya.
“Kami juga kaget dan merasa aneh dengan pemberitaan tersebut. Karena sesungguhnya yang diberitakan itu sama sekali tidak benar,” tutur Risna, dilansir dari Republika (29/5/2021).
Risna menjelaskan, tidak mengetahui siapa yang memasukkan bahan pelaporan terkait kejahatan luar biasa tersebut, serta motif yang dimiliki pelapor tersebut. Menurutnya, sejak bekerja di sekolah tersebut, tidak pernah ada kejadian yang dituduhkan itu.
“Saya di sekolah ini sejak berdiri pada 2007. Saya menjadi kepala sekolah dan ibu asrama sampai saat ini. Tidak pernah ada kejadian seperti yang disampaikan, sama sekali tidak ada,” tegas Risna.
Diduga inisial JE adalah Julianto Eka Putra
Berita ini tentunya sangat mengejutkan publik. Serta membuat penasaran siapa sebetulnya sosok JE yang dituding melakukan kekerasan seksual, fisik, verbal, serta eksploitasi ekonomi terhadap belasan hingga puluhan siswa sekolah ini.
Dilansir dari YouTube Sekolah Selamat Pagi Indonesia, tiga tahun lalu. Kick Andy pernah mengundang Julianto Eka Putra menjadi tamu dalam acaranya, sebagai pendiri SMA Selamat Pagi Indonesia.
“Mampir kesini gara2 habis nonton berita pelecehan 15 murid SPI yg disampaikan Komisioner KPAI bang Sirait: pelaku inisial J.E,” komen salah seorang warganet Zainudin Yusuf.
“Apakah Julianto Eka Putra yg tertuduh melakukan kejahatan seksual kepada siswa di SMA SPI? Ngomongnya Tuhan-Tuhan tapi prilakunya seperti SETAN. Kalau benar berarti Serigala berbulu domba,” tanya Joez One Official.
“Semoga kebenaran terbuka,” tulis Zia Djakfar.
Diketahui dari kanal YouTube tersebut, Julianto Eka Putra seorang distributor perusahaan multilevel marketing berbagi pendidikan / sekolah gratis, dengan beberapa kriteria.
“Sekolah di sana, kita utamakan anak-anak yatim piatu yang tidak mampu. Terus kalo itu sudah yang mendaftar sudah habis, baru kita cari yang yatim yang ayahnya atau papanya sudah tidak ada tapi ibunya masih ada itu prioritas kedua. Terus ketiga, mereka yang ayahnya masih ada tapi ibunya udah meninggal. Tapi kalau itu sudah masuk semua yang mendaftar, baru ada juga yang orangtuanya masih lengkap tapi ekonomi tidak mampu,” jelas Julianto.
Kick Andy pun mempertanyakan mengapa Julianto mengatakan dirinya dijebak Tuhan dalam mendirikan sekolah gratis ini.
“Jadi waktu itu saya memberikan motivasi. Saya memberikan motivasi di hadapan 2 ribu orang, disana saya bilang begini ‘tahun 2010 kita akan dirikan sekolah gratis buat anak-anak yatim piatu yang tidak mampu’,” terangnya.
Dia menuturkan bahwa perkataannya itu bukan dari buah pikirnya dan juga tidak tertulis dalam script motivasinya.
“Kita meyakini bahwa di hidup ini tidak ada yang kebetulan, termasuk kalimat yang saya katakan. Toh niatnya baik. Ini dijebak Tuhan bang, Tuhan gerakan mulut sama lidah saya. Saya kan gak punya pikiran itu, di script juga gak ada,” paparnya.
Sumber : https://www.hops.id/diduga-julianto-eka-lecehkan-pelajar-berkedok-sekolah-gratis/